Buol mediabusernews.com –
Sejumlah karyawan PT. Hardaya Inti Plantation ( HIP) Selasa, 14 Mei 2024 mendatangi Mako Polres Buol, yang terletak di Kelurahan leok.II Kecamatan Biau Kabupatèn Buol Sulteng.
Kedatangan para karyawan yang bekerja di kebun Plasma Koptap Awal Baru itu menuntut agar koordinator lapangan (korlap) kelompok perusuh yang memblokade dan menahan karyawan PT. HIP untuk melakukan panen sawit di kebun plasma Awal Baru segera ditangkap.
Mereka adalah MY sebagai Korlap dan FA ketua LSM Raksamala Hijau yang selama empat bulan terakhir ini bersama puluhan masyarakat di Desa Balau, kecamatan Tiloan Kabupatèn Buol memblokade jalan masuk panen kelapa sawit di kebun Plasma Awal Baru.
FA juga adalah bagian dari forum Petani Plasma Buol (FPPB) setidak-tidaknya turut memberikan motifasi kepada yang menamakan kelompok tani anggota plasma Awal Baru untuk memblokir kebun dimaksud.
Beberapa karyawan yang ditemui wartawan di Mako Polres Buol menyatakan, jika MY dan FA tidak segera ditahan, maka dikhawatirkan kegiatan kelompok yang memblokade kebun tersebut akan terus berlanjut dan dipastikan akan lebih menambah kerusuhan. Sebab karyawan pasti tidak akan tinggal diam dari tindakan kelompok yang telah membacok salah satu karyawan PT. HIP beberapa hari yang lalu. Kami sangat berharap MY dan FA segera diamankan di Polres buol, ucap beberapa karyawan.
Dalam pernyataannya.
Karyawan yang mendatangi Mako Polres Buol itu tidak atas perintah siapapun, tetapi atas inisiatif sendiri demi menjaga keselamatan, keamanan dan kenyamanan karyawan bekerja di lokasi yang menjadi obyek permasalahan.
Untuk diketahui karyawan yang dibacok oleh salah satu anggota kelompok pimpinan MY, saat ini masih dalam perawatan intensif di rumah sakit umum Mokopido Toli-toli, karena luka yang cukup parah di bagian kiri kepala sampai telinga korban.
Dalam pernyataan karyawan di Mako Polres Buol, bahwa mereka selama empat bulan tidak bisa bekerja, karena kebun Plasma Awal Baru di blokir oleh kelompok pimpinan MY.
Akibatnya karyawan tidak bisa bekerja dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Bahkan sebagian diantara mereka terpaksa harus menjual barangnya, menggadai sertifikat tanah dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dari lokasi kebun Plasma Awal Baru diperoleh keterangan bahwa karyawan yang bekerja di Plasma Awal Baru sekaligus sebagai pemilik lahan. Sebaliknya sebagian kelompok perusuh bukan anggota Koptap dan jelas tidak memiliki lahan di kebun Plasma Awal Baru, termasuk pelaku pembacokan yang merupakan ponakan langsung MY.(MBN. 002/Ril).